Minggu, 20 Oktober 2013

.....karena aku tak ingin kau ada lagi.

aku pernah mencanduimu.
menggilaimu.
bahkan pernah berpikir kalau aku adalah yang terbaik untukmu, seperti aku merasa kalau kau yang terbaik untukku.
drama ? iya.
aku pernah menangisimu setiap malam, pernah protes ke Tuhan karena rasa yang katanya anugerah itu sepertinya tidak layak untukmu.
aku  bahkan melihatmu seperti kitabku. aku bukan sekedar mempercayaimu, aku bahkan meyakinimu.
sebegitu besarnya perasaanku…
sebegitu gilanya aku pernah mencintaimu…
sampai akhirnya aku sampai di titik ini
sampai di titik aku jatuh cinta lagi
kau pelan- pelan menghilang
aku bahkan lupa bagaimana wajahmu saat tersenyum
senyum yang pernah membayangkannya saja aku merasa ada peternakan kupu- kupu dalam perut
aku juga lupa marahmu. marah terakhirmu yang membuatku yakin kalau kau bukan yang terbaik untukku. kau tidak layak untuk ku tinggali.
dia ? aku tak cukup baik mengenalnya
aku juga tak cukup memahami dia
sampai kadang emosi membuatku sedikit jengkel padanya
tapi semua nyanyianmu hilang dari pikiranku
karena aku menunggu dia di malam- malamku
aku lupa mengingat apa kau cukup baik di sana
karena aku terlalu sibuk menunggu dia tidak sibuk untuk sekedar memberiku kabar
terbangun tengah malamku bukan lagi karena merindukanmu
tapi karena aku sedikit ngambek karena dia terlalu lelah mendengar ceritaku
ahh sudahlah. sudah cukup ku bahas kau dan dia
toh intinya cuma satu, biasakanlah tanpa cintaku
karena aku tak ingin kau ada lagi


repost from http://imaniaaar.tumblr.com/

Jumat, 30 Agustus 2013

Sekolah Lagi \m/

Hari ke 11 di bulan Ramadhan.
Alhamdulillah atas semua berkah dari Allah swt.
Seminggu lagi, untuk pertama kalinya aku akan mengikuti tes masuk perguruan tinggi. Iya benar. Umurku mmg sudah hampir 22tahun. Tapi jangan salah sangka, biar kadang masih suka 'oon', aku udah sarjana.. Bukan suatu hal yang patut dibanggakan. Karena aku sadar dalam proses kuliah s1 ku, aku masih belum maksimal dalam menjalankannya.
Terus kenapa mau ujian masuk PT lagi, Din? Nah ini dia persoalannya. Untuk menjadi seorang tenaga pengajar yang merupakan cita-citaku sejak SMP, aku harus minimal tamat s2. It means, s1 ku belum ada apa-apanya dan aku harus segera kuliah lagi. Seperti yang tadi aku bilang, ini kali pertama aku ikut tes. Semasa masuk s1 dulu, Alhamdulillah berkat doa mama dan kerja keras papa aku bisa masuk melalui jalur PMP tanpa tes sedikitpun. Bangga? Jelas.. Gak gampang bisa masuk dari jalur itu. Siapa yang bangga aku bisa lulus PMP? Bukan aku.. Tapi keluargaku. Dan aku bangga karena bisa membuat mereka bangga, pada saat itu.
Kebanggaan mamaku selanjutnya adalah ketika aku bisa wisuda gel. 1 untuk angkatanku. Alhamdulillah. Ini juga berkat mama dan papa. Tanpa mereka mungkin usahaku gak akan ada artinya. Mereka bangga walaupun sedikit kecewa karena ipk ku gak cum laude. Tapi papa bilang "Gak apa-apa." waktu aku kirim sms minta maaf karena ipk ku gak cum laude ke beliau saat wisuda berlangsung.
Minggu depan adalah hari bersejarah buatku. Untuk pertama kalinya ikut seleksi masuk perguruan tinggi membuatku sedikit nervous tapi bersemangat. Semangat yang bersumber dari banyak orang dan kejadian. Aku udah gak sabar menantikan proses belajarku nanti di Sekolah Pasca Sarjana. Kuliah yang benar-benar kuliah akan kujalani di sana (InsyaAllah). Aku gak sabar untuk diwisuda lagi. Untuk sekali lagi bisa membuat mereka bangga. Aku gak sabar ketemu Pak Azhar lagi di kelas. Aku gak sabar kuliah di ruangan ber-AC dengan mahasiswa yang cuma beberapa orang saja. It must be so much fun :)
Aku senantiasa berdoa kepada Allah agar segera dapat pekerjaan. Supaya papa gak berat bayar uang kuliahku yang lebih mahal hampir 18 kali lipat dari uang kuliahku saat s1 dulu. Pake baju kerja terus pulang kerja pergi kuliah, pasti.keren.banget. Semoga tes nanti membawaku lulus masuk SPS. Amin YRA..
Aku mudah lupa, karena itulah aku menulis. Semoga ketika suatu saat aku terlalu lelah menjalani kehidupanku saat kuliah s2, aku dapat membaca tulisan ini dan mengingat kembali betapa mahalnya setiap tetes keringat papa yang kugunakan untuk membayar biaya masuk dan kuliah di sana. Semoga aku tidak lupa bahwa jadi pengangguran itu gak enak. Gak punya kegiatan rutin yang jelas itu menyebalkan. Semoga sakit-sakitku nanti bisa membawa aku dan keluargaku senang-senang di kemudian hari. Oh iya, satu yang kelupaan. Arif. Dia juga harus bangga menjadi adekku. Aku harus bisa memberikan contoh yang baik untuknya. Bukan pekerjaan yang mudah, menjadi contoh itu hal yang sulit. Tapi beberapa step telah aku lewati dan untuk kedepannya aku yakin bisa. Dan aku yakin arif pun bisa. Bahkan lebih dari aku. Aminn..

Semangat dinaaaaa \m/

Kamar Arif, 20 Juli 2013
11.49 p.m



Dan hari ini, hari dimana aku memutuskan untuk mempublish tulisan di atas, adalah hari pengumuman yang sudah kutunggu-tunggu. Aku lulus masuk Sekolah Pasca Sarjana USU jurusan Magister Ilmu Akuntansi..
Bismillahirahmannirrahimm.. Alhamdulillah. Allah Maha Baik :)

SlaapKamer, 30  Agustus 2013
10.30 p.m

Senin, 05 Agustus 2013

Idul Fitri

Lihat
Pedang tobat ini menebas-nebas hati
dari masa lampau yang lalai dan sia
Telah kulaksanakan puasa ramadhanku,
telah kutegakkan shalat malam
telah kuuntaikan wirid tiap malam dan siang
Telah kuhamparkan sajadah
Yang tak hanya nuju Ka’bah
tapi ikhlas mencapai hati dan darah
Dan di malam-malam Lailatul Qadar akupun menunggu
Namun tak bersua Jibril atau malaikat lainnya
Maka aku girang-girangkan hatiku

Aku bilang:
Tardji rindu yang kau wudhukkan setiap malam
Belumlah cukup untuk menggerakkan Dia datang
Namun si bandel Tardji ini sekali merindu
Takkan pernah melupa
Takkan kulupa janji-Nya
Bagi yang merindu insya Allah ka nada mustajab Cinta
Maka walau tak jumpa denganNya
Shalat dan zikir yang telah membasuh jiwaku ini
Semakin mendekatkan aku padaNya
Dan semakin dekat
semakin terasa kesia-siaan pada usia lama yang lalai berlupa

O lihat Tuhan, kini si bekas pemabuk ini
ngebut
di jalan lurus
Jangan Kau depakkan lagi aku ke trotoir
tempat usia lalaiku menenggak arak di warung dunia
Kini biarkan aku meneggak marak CahayaMu
di ujung sisa usia
O usia lalai yang berkepanjangan
Yang menyebabkan aku kini ngebut di jalan lurus
Tuhan jangan Kau depakkan aku lagi ke trotoir
tempat aku dulu menenggak arak di warung dunia

Maka pagi ini
Kukenakan zirah la ilaha illAllah
aku pakai sepatu sirathal mustaqim
aku pun lurus menuju lapangan tempat shalat Id
Aku bawa masjid dalam diriku
Kuhamparkan di lapangan
Kutegakkan shalat
Dan kurayakan kelahiran kembali
di sana



(dari Kumpulan Puisi Sutardji Colzoum Bahri)

Sabtu, 06 Juli 2013

Andai Kamu Mengerti

Bila aku harus menjauhimu, aku akan memulainya dengan berjalan mundur. Aku akan menghayati lambai tanganmu di selangkah demi selangkah. Kemudian saat mataku mulai berkaca-kaca, aku akan berkedip untuk membiarkan pipiku basah. Aku akan menangisi jarak sambil menaruh harap untuk melayang-layang di atas tanah. Karena sejauh apapun kita terpisah, kita hanya sama-sama di bawah langit, masih di dalam bumi yang tidak lelah berputar..


Dear Zarry's halaman 126

"Kami"

   Bagaimana kami tahu bahwa cinta kami cukup jernih untuk tertuang di atas gelas yang Tuhan sediakan? Seberapa erat kami saling memeluk? Merekahkah bibir malaikat yang melihatnya? Apa kami sudah cukup dalam untuk berada di dalam kecukupan? Apa kami telah saling menguatkan untuk hanya maut yang memisahkan? Sebab kami tidak memantaskan diri sendiri seakan kami hendak memelihara hati kami di tengah ketidakrelaan, melainkan kami cukup berharap bada ketulusan untuk melihat kami berdampingan.

   Ketika kami mengarah ke tempat kami dapat bersama-sama, kami tahu, dan kiranya kami tidak lupa, tidak di setiap detik kami akan dimudahkan. Sebab ini adalah bagian tersulit bagi dua hati kami yang saling mengait, yaitu memikirkan pihak yang lain, terlebih menyenangkan para penonton.

   Aku, sungguh ingin sekali menciptakan keharuan, bukan sekadar menuruti segala tuntutan. Aku tidak berharap bahwa yang terbaik akan sekonyong-konyong muncul dari kerisauan, tetapi kan orang yang sabar bisa memperlihatkan kelegaannya. Ketika aku pikir semua bahagia, di balik satu per satu mata yang memancarkan keceriaan itu, aku tidak ingin ia tidak aku temukan.

   Aku menncintainya dan tidak ada keraguan sama sekali. Rindu yang ia sampaikan membuat hariku nikmat, hingga semua orang yang melihat mataku juga akan melihat kedamaian. Namun tidak mudah untuk membuat mereka melambaikan tangan dengan tersenyum saat nanti aku membawanya pergi mengarungi hidup. Ia milik Tuhan, kepada ayah ibunya ia dititipkan, kepada saudara-saudaranya ia dihadirkan, dan kepada teman-temannya ia diperkenalkan. Aku hanya percaya bahwa bukann kebetulan kami dipertemukan. Tuhan yang tahu, aku sungguh menginginkannya, sungguh ingin kami bahagia.




Dear Zarry's halaman 124-125

Kamis, 13 Juni 2013

Happy Birthday Papaps :) :*

Ini lately post sebenernya. Tapi gak papa lah ya. Karena orang-orang pada bilang kalo lebih baik telat daripada enggak sama sekali. Jadi ceritanya 5 hari yang lalu Papaku ulang tahun. Beliau tahun ini sudah 54 tahun. Kalo kata akun-akun nyeleneh yg ada di twitter, tua itu pasti - dewasa itu pilihan. Dan yah.. Itu benar adanya. Papaku udah tua..

54 tahun tidak bisa dikatakan muda lagi. Papa udah ubanan, suka lupa, suka encok, walaupun masih lincah main tenis meja masih kuat bawa sepeda motor sampe malem baru pulang ke rumah,ya tetap, papa sudah tua. Sebagai anak pertama aku merasa sedih, karena sampai saat ini aku belum bisa gantiin posisi papa sebagai pencari nafkah. Belum bisa diandalkan dan masih menadahkan tangan hampir setiap hari untuk minta uang. Begitupun papa sudah bangga. Papa bilang ngeliat aku udah lulus dan jadi sarjana saja beliau sudah senang.

Selama ini aku mungkin jarang ngobrol sama papa. Jaraaaaaaang sekali. Tapi setahun belakangan ini jadi sering. Kami jadi suka ngobrolin politik, kerjaan, isu-isu terkini, bahkan tentang selebritis gak penting yang sering muncul di tv. Kami jadi semakin dekat. Tapi tetap... Papa selalu cool dan gak pernah SEDIKITPUN bertanya soal pacar atau teman dekat laki-laki ku. Entahlah.. Mungkin papa terlalu sayang aku dan masih enggan untuk membahas bahwa pada akhirnya aku akan 'diambil' orang untuk pergi dari rumah ini.

Aku berterima kasih pada yang Allah sudah memberikan beliau kesehatan hingga hari ini. Walaupun kesehatannya sedang buruk beberapa hari belakangan ini, aku berharap papa akan segera pulih.

Pa, walaupun gak pernah terucap dari mulut dna, tapi percaya deh pa, dina sayang papa dan bangga juga jadi anak papa :')

Sekali lagi, Happy 54th Birthday ya pa.. Semoga Papa dan Mama selalu diberi kesehatan dan keselamatan sama Allah.. Barakallah ya Papa ^-^


ini bebas editing. bebas dari unsur KDRT juga. hehehe :')

potong kuenyaaaaah

eeee.. tungguuu krah bajunya blm rapih pah! - kata Mama

kue pertama dibawa lari abg satu ini. kalo soal kue, abg ini yg paling jago...makannya -_-"

ecieeeeee :* :*

happy bday Papap Sayang :D



Slaapkamer, June 13 2013
5.20 p.m


Minggu, 10 Maret 2013

Rindu itu Peluru

Rindu itu peluru..
Manakala hati merindu namun wajah tak bisa bertemu..

Rindu itu peluru..
Ketika tubuh rapuh dan tangan ini hendak menggenggammu agar tak jatuh, tapi kau jauh..

Rindu itu peluru..
Saat jiwaku kering tak bersemangat, bahkan suaramu seakan begitu sulit untuk didengar lagi..

Rindu itu peluru..
Peluru yang menghujam tepat di kepalaku. Mematikan akal sehatku. Memusnahkan sisa-sisa semangatku..

Rindu itu peluru..
Peluru yang melesat tepat ke jantungku. Jantungku yang sebentar lagi mungkin mati untuk mendetakkan namamu..



Slaapkamer
11.03.2013 - 10.32 a.m

Minggu, 20 Januari 2013

Saling Tuding ; Banjir Jakarta, Salah Siapa?

 Curah hujan yang tinggi sejak hari Senin, 14 Januari 2013 akhirnya berujung banjir pada Kamis 17 Januari 2013. Hingga artikel ini diturunkan (Minggu, 20/1) air masih menggenangi sejumlah daerah di ibukota Jakarta. Sampai 27 Januari 2013 pemerintah DKI Jakarta telah menetapkan status tanggap darurat bagi bencana banjir yang melanda ibukota. Info dari Badan Nasional penanggulangan Bencana (BNPB) tercatat hingga hari ini ada 35 kecamatan yang menjadi lokasi banjir di Jakarta. Adapun jumlah titik tersebut merata di 5 wilayah Jakarta.

Sebenarnya apa yang menyebabkan banjir besar kembali terjadi di ibukota? Menurut pakar air dari Universitas Indonesia (UI), Firdaus Ali,  yg dilansir dari www.kompas.com banjir salah satunya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sejak awal bulan sehingga kondisi tanah menjadi jenuh dan proses penyerapan air tanah menjadi tidak maksimal. Selain itu kondisi drainase Jakarta yang buruk pun memperparah keadaan.

Hingga saat ini korban tewas telah mencapai 19 orang. Ada yang tewas karena kesetrum, tenggelam, terjebak di basement gedung pencakar langit, dan meninggal di rumah sakit lantaran sudah kritis lalu rumah sakit mengalami mati listrik sehingga nyawa pasiennya tidak tertolong lagi. Sungguh memprihatinkan. Jakarta dengan segala keeksotisannya luluh lantak seketika ketika banjir menyerang. 19 orang meregang nyawa. Puluhan ribu masyarakat meninggalkan rumahnya yang terendam banjir lalu mengungsi di camp camp pengungsian. Seluruh aktivitas terhambat dan menyebabkan kerugian triliyunan.

Greenomics Indonesia memperkirakan bahwa kerugian yang terjadi akibat banjir mencapai Rp 15 Triliyun. Kondisi tersebut didasarkan atas asumsi kedaruratan Jakarta akibat banjir dalam masa tanggap darurat selama 10 hari (17-27 Januari 2013) yang sudah barang tentu akan berdampak negatif pada sektor-sektor ekonomi dan perekonomian berbasis masyarakat.

Siapa yang salah atas peristiwa ini? Saling tuding pun terjadi. Presiden mengatakan bahwa ketidakdisiplinan warga yang membuang sampah ke sungai adalah penyebabnya. Sementara sebagian warga masyarakat menganggap ketidakseriusan pemerintah dalam membangun infrastruktur dan pengerukan sungai lah yang menjadi alasan. Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi. Saling tuding seperti ini hanya akan menambah sentimen antar warga masyarakat kepada pemerintah.

Yang menjadi sorotan masyarakat adalah gubernur DKI Jakarta yang baru beberapa bulan yang lalu dilantik, Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi. Pada banjir kecil yang sempat terjadi pada akhir Desember lalu di ibukota, Jokowi mengatakan bahwa banjir yang telah menjadi momok bagi warga ibukota sejak puluhan tahun yang lalu menjadi prioritas utamanya dalam memperbaiki ibukota. Namun ternyata tidak sampai 3 minggu setelah banjir kecil tersebut, banjir besar terjadi. Lalu salahkan Jokowi? Dinas PU DKI Jakarta sejak awal Januari sudah gencar memperbaiki sistem drainase. Tapi apa mau dikata, curah hujan yang semakin tinggi tak sanggup lagi ditanggulangi oleh sungai, bendungan, kanal, maupun drainase-drainase yang telah diupayakan pemerintah.

Pada hakikatnya banjir merupakan masalah umum. Tanggung jawab atas terjadinya banjir tidak hanya terdapat di pundak pemerintah provinsi DKI Jakarta maupun pemerintah pusat. Saling tuding hanya akan membuat banjir terjadi lagi di masa-masa yang akan datang. Usulan Jokowi untuk membangun normalisasi sungai ciliwung dan waduk Ciawi dan Cimanggis yang disampaikan dihadapan Presiden dan juga Menteri pada pertemuan di camp pengungsi di Jakarta Timur pada hari ini juga tidak akan ada artinya jika setelah pembangunan selesai masyarakat kembali memadati sungai dengan sampah dan pembangunan pemukiman di DAS. Jadi seyogyanya memang masyarakat dengan pemerintah harus terus saling support jika ingin persoalan banjir ini tidak terulang lagi dikemudian hari.

Bagi kita yang tidak tinggal di wilayah DKI Jakarta, ada baiknya kita selalu bersyukur kepada Tuhan bahwa Medan kota yang kita cintai tidak perlu menghadapi masalah sepelik ibukota Jakarta. Namun demikian, pengalaman merupakan guru terbaik. Pengalaman warga Jakarta dalam menghadapi banjir hendaknya kita jadikan momentum untuk semakin disiplin sebagai warga masyarakat. Budaya membuang sampah di sungai harus kita hapus serta mari kita galakkan penanaman pohon sehingga tanah tempat kita berpijak saat ini akan semakin baik menyerap air di kemudian hari.